Bapak Irwan Julianto, yang menjadi wartawan senior Kompas selama lebih kurang 33 tahun, memberikan kuliah mengenai perkembangan media saat-saat ini.
Sumber : http://www.alertasia.org/projects/uploads/ck_uploads/images/ijulianto.JPG |
Semakin lama, media mainstream atau media lama semakin berkurang peminatnya, karena berkembangnya dunia teknologi informasi. Orang-orang lebih memilih media sosial seperti Facebook, Twitter, dan semacamnya untuk men-sharing apapun yang mereka suka. Justru disinilah titik kemerosotan media lama.
Contohnya, ketika ditanya siapa yang masih membaca koran di kelas saat itu, hanya 1 orang puluhan orang yang masih membaca koran.
Menurut Wilbur Schramm, model klasik dari media yaitu model SMCR.
S - Source (sumber) dari pesan
M- Message (pesan) pesan itu sendiri
C - Channel (media) alat atau media yang digunakan untuk menyampaikan pesan tersebut
R- Receiver (penerima) pesan tersbut ditangkap oleh komunikan melalui proses decoding.
Yang termasuk media lama :
1. Media Cetak
2. Radio
3. Televisi
4. Buku
5. Film (yang menggunakan pita)
Sumber : http://www.maxmanroe.com/wp-content/uploads/2013/04/Media-Sosial-Untuk-Bisnis.jpg |
Yang sekarang muncul sebagai media baru yaitu media sosial, seperti Facebook, Twitter, Path, Instagram, dan sejenisnya. Karena, media sosial memungkinkan berinteraksi dengan siapapun (komunikasi dua arah, bahkan ke semua arah). Ciri khas dari media sosial yaitu mass to mass (interaktif), memungkinkan kita langsung merespon tentang topik yang sedang dibicarakan.
Ciri media baru :
1. Digital
2. Interaktif
3. Sosial
4. Asynchronus (tidak semua orang secara langsung, bisa memakai medianya)
5. Multimedia
6. Narrowcasted (tersegmentasi targetnya)
Banyak yang memanfaatkan media sosial ini untuk kepentingan tertentu, salah satunya untuk tujuan politik. Apalagi tahun 2014 akan diadakan Pemilu, para capres berlomba-lomba mengkonstruksi pemikiran khalayak dalam membangun image melalui media sosial / media baru ini. Secara, Jakarta menempati peringkat tertinggi dalam posting tweet di media sosial Twitter. Jadi, media sosial bisa menjadi alat yang efektif dalam berkampanye dan memperoleh perhatian masyarakat.
Sumber : http://mrgmi.com/wp-content/uploads/2013/08/Social_Media_Ballot_Box.jpg |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar