Rabu, 30 Oktober 2013

PERAN KOMUNIKASI DI PERUSAHAAN

Kuliah ke  Kapita Selekta ( 24 Oktober 2013 )

Bapak Wijaya Laksana menjadi pembicara kali ini pada kelas Kapita Selekta, yang menjabat sebagai Kabag Humas dan Sekretariat Pupuk Kaltim.

Dahulu, Humas identik dengan media massa / wartawan. Sekarang, Humas bukan hanya melakukan hubungan atau interaksi dengan pihak luar namun pihak dalam juga. Yaitu Komunikasi Korporasi, secara umum adalah seluruh kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh korporasi, seperti membangun identity perusahaan, CSR, dll

Sumber : http://ilkom.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2013/03/corporate.jpg


Peran Komunikasi di Perusahaan
Perusahaan ---> Fungsi Komunikasi ---> Lingkungan

Jadi, membentuk Corpotae Identity (branding) merupakan salah satu fungsi dari Komunikasi Korporasi.
Fungsi lainnya, yaitu :

  1. Corporate Ads & Advocate
  2. Media Relation
  3. Marketing Communication
  4. Financial Communication
  5. Philanthropy & Corporate Social Responsibility
  6. Government Relation
  7. Crisis Management
Sekarang, Humas yang akhir-akhir ini dikenal dengan Public Relation (PR), ikut bekerja di semua lini kehidupan perusahaan. PR kini mulai bergeser ke Komunikasi Korporat karena dinamika informasi bergerak sangat cepat.

Humas / PR mempunyai fungsi dalam bidang management, yaitu :
  1. Mengkoordinasi seluruh Sumber Daya perusahaan
  2. Mengatur arus informasi perusahaan
  3. Menjalin hubungan baik dengan Stakeholder
  4. Memberi masukan kepada management dalam pengambilan keputusan
Sumber : http://satunegeri.com/foto_berita/91csr-.jpg


"Tools" yang dapat digunakan oleh seorang PR dalam melakukan Komunikasi Korporat :
  1. Corporate Culture
  2. Corporate Identity
  3. Corporate Philosophy
  4. Corporate Citizenship
  5. Good Press Relation
  6. Penguasaan Technology Tools
Penggunaan tools tersebut, dipakai dalam melakukan Scanning, Monitoring, Forecasting dan Assuring dalam menciptakan mutual understanding

Adapun, CSR yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka untuk :
  1. Obligasi Moral
  2. Kebenglangsungan (sustainability)
  3. Lisensi beroperasi
  4. Reputasi
Sumber : http://www.bnpparibas.com/sites/default/files/ckeditor-upload/images/Notre%20responsabilite/4-pillars-csr.png

Fakta di dunia kerja,  PR atau Humas mengalami tekanan dalam dunia kerja karena kegiatan komunikasi ini luas dan hampir semua orang / lulusan menguasai komunikasi.









Rabu, 09 Oktober 2013

KEBERLANGSUNGAN MEDIA KONVENSIONAL DI TENGAH ERA GLOBALISASI

Kuliah Kapita Selekta Keenam ( 3 Oktober 2013 )

Kuliah kali ini dibawakan oleh Bapak Jerome Eugene Wirawan, seorang jurnalis Media Indonesia bagian Redaksi Internasional.

Topiknya mengenai keberlangsungan media konvensional di tengah perkembangan teknologi. Teknologi membuat orang-orang meninggalkan media lama khususnya media cetak. Media internet menjadi pilihan terbaik bagi masyarakat yang memiliki mobilitas tinggi untuk menonton TV, mencari informasi, bahkan membaca berita.

Terbukti dengan adanya penelitian yang menunjukkan bahwa iklan di media massa turun 47% dari tahun 2005 - 2009 dan staff di media surat kabar menurun dari tahun 2006 sampai sekarang.

Namun, semakin banyaknya situs berita online, menurunkan tingkat kredibilitas dari berita tersebut. Benar atau tidak beritanya tersebut, kita tidak tahu. Padahal, pilar pertama dalam Jurnalistik yaitu Fakta.

Fakta itu Suci, karena jurnalis bekerja mencari berita berdasarkan fakta, mencari fakta-fakta yang ada, tidak melalui opini masyarakat. Pilar kedua yaitu Kebenaran. Kebenaran itu menjadi kedua yang penting karena berita sekarang-sekarang ini lumayan banyak yang hoax.

Terlebih lagi di situs berita online, pemberitaan sangat cepat tersebar namun sulit diverifikasi serta tidak dapat dipertanggungjawabkan, sama dengan pemberitaan di media sosial (citizen journalism) yang setiap orang mempunyai kebenarannya sendiri. Jurnalis harus melihat secara langsung agar terhindar dari memberitakan sesuatu yang hoax.

Kebenaran di media massa menjadi ironis ketika kebenaran itu ternyata dikonstruksi oleh media yaitu pemilik media. Setiap pemilik media mempunyai kebenarannya sendiri-sendiri. Kebenaran yang ada di lapangan sangat berbeda dengan yang diberitakan, seperti  gambar-gambar yang sadis, porno, dsb. Yang seperti itu tidak akan ditayangkan di media, kalaupun ya, itu akan disensor. Karena kebanyakan orang tidak mau melihat kebenaran yang sebenarnya.

Menurut SK Dewan Pers tahun 2006 pasal 4, Wartawan Indonesia tidak boleh membuat berita bohong, sadis, darah dan cabul.

Kembali kepada ditinggalkannya media konvensional. Media konvensional seperti surat kabar ditinggalkan, dan alasan lainnya yaitu tidak begitu lengkap beritanya / sedikit beritanya. Dibandingkan dengan media online, kita bisa mencari seluruh berita yang ada dan berita dahulu. Sifat praktis seperti ini menjadi salah satu alasan, masyarakat lebih memilih media online atau media baru dalam membaca berita.



Rabu, 02 Oktober 2013

MEDIA BARU - MEDIA LAMA - MEDIA SOSIAL

Kuliah Kapita Selekta kelima ( 26 September 2013 )

Bapak Irwan Julianto, yang menjadi wartawan senior Kompas selama lebih kurang 33 tahun, memberikan kuliah mengenai perkembangan media saat-saat ini.

Sumber : http://www.alertasia.org/projects/uploads/ck_uploads/images/ijulianto.JPG

Semakin lama, media mainstream atau media lama semakin berkurang peminatnya, karena berkembangnya dunia teknologi informasi. Orang-orang lebih memilih media sosial seperti Facebook, Twitter, dan semacamnya untuk men-sharing apapun yang mereka suka. Justru disinilah titik kemerosotan media lama.

Contohnya, ketika ditanya siapa yang masih membaca koran di kelas saat itu, hanya 1 orang puluhan orang yang masih membaca koran.

Menurut Wilbur Schramm, model klasik dari media yaitu model SMCR.
S - Source (sumber) dari pesan
M- Message (pesan) pesan itu sendiri
C - Channel (media) alat atau media yang digunakan untuk menyampaikan pesan tersebut
R- Receiver (penerima) pesan tersbut ditangkap oleh komunikan melalui proses decoding.

Yang termasuk media lama :
1. Media Cetak
2. Radio
3. Televisi
4. Buku
5. Film (yang menggunakan pita)

Sumber : http://www.maxmanroe.com/wp-content/uploads/2013/04/Media-Sosial-Untuk-Bisnis.jpg

Yang sekarang muncul sebagai media baru yaitu media sosial, seperti Facebook, Twitter, Path, Instagram, dan sejenisnya. Karena, media sosial memungkinkan berinteraksi dengan siapapun (komunikasi dua arah, bahkan ke semua arah). Ciri khas dari media sosial yaitu mass to mass (interaktif), memungkinkan kita langsung merespon tentang topik yang sedang dibicarakan.

Ciri media baru :
1. Digital
2. Interaktif
3. Sosial
4. Asynchronus (tidak semua orang secara langsung, bisa memakai medianya)
5. Multimedia
6. Narrowcasted (tersegmentasi targetnya)

Banyak yang memanfaatkan media sosial ini untuk kepentingan tertentu, salah satunya untuk tujuan politik. Apalagi tahun 2014 akan diadakan Pemilu, para capres berlomba-lomba mengkonstruksi pemikiran khalayak dalam membangun image melalui media sosial / media baru ini. Secara, Jakarta menempati peringkat tertinggi dalam posting tweet di media sosial Twitter. Jadi, media sosial bisa menjadi alat yang efektif dalam berkampanye dan memperoleh perhatian masyarakat.

Sumber : http://mrgmi.com/wp-content/uploads/2013/08/Social_Media_Ballot_Box.jpg